Kamis, 12 Desember 2013

Disimilasi Pada Kondisi Aerob

MAKALAH
FISIOLOGI MIKROBA

DISIMILASI (KATABOLISME) PADA KONDISI AEROB

KELOMPOK II

MUSDALIFAH
NUR ALIAH RUSMAN
ASRIYANTI
ANUGRAHWATI ABIDIN
ADE TYA LESTIANA
SITTI HARMATANG


 








JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATERMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Mahkluk hidup dalam kehidupannya memerlukan energi sehingga mahkluk hidup tersebut dapat melaksanakan berbagai fungsi hidup, dan energi tersebut diperoleh dari hasil metabolismenya.  Metabolisme juga termasuk mikroba juga melakukan metabolisme. Metabolisme merupakan serangkaian reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh mahkluk hidup. Reaksi metabolisme dibantu oleh enzim-enzim untuk mempercepat reaksi tersebut. Reaksi metabolisme dapat menghasilkan energi dan juga memerlukan energi  selama reaksi berlangsung.
Metabolisme meliputi dua fase yaitu anabolisme dan katabolisme. Sintesis protoplasma dan penggunaan energi yang disebut anabolisme dan oksidasi substrat diiringi dengan terbentuknya energi disebut dengan katabolisme.
Berdasarkan kebutuhan akan oksigen bebas untuk kebutuhan respirasinya, bakteri dikelompokkan menjadi 2 yaitu bakteri aerob, dimana bakteri ini dalam hidupnya memerlukan oksigen bebas. Bakteri yang hidup secara aerob dapat memecah gula menjadi air, CO2, dan energi. Bakteri aerob secara obligat adalah bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas dalam hidupnya, misalnya, bakteri bakteri penyebab penyakit TBC (Mycobacterium tuberculosis) Nitrosomonas, Nitrosococcus,dan Nitrobacter. Bakteri anaerob adalah bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen bebas. Untuk yang kedua yaitu bakteri anaerob dimana dalam hidupnya atau dalam memecah zat yang tidak memerlukan oksigen bebas. Bakteri ini sering disebut bakteri obligat anaerob. Untuk memecah zat makanan pada mediumnya, bakteri mengeluarkan zat jenis fermen tertentu. Contoh bakteri anaerob antara lain Micrococcus denitrificans.
Untuk lebih mengetahui lebih banyak tentang proses disimilasi atau katabolisme yang terjadi pada metabolisme mikroba secara aerob, maka dibuatlah makalah ini.
I.2 Tujuan Makalah
            Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni untuk mengetahui lebih mendalam tentang disimilasi atau katabolisme yang terjadi pada mikroba secara aerob.
I.3 Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah dari makalah ini yakni :
a)      Jelaskan tentang disimilasi atau katabolisme dalam metabolisme mikroba!
b)      Jelaskan tahap proses terjadinya disimilasi mikroba secara aerob !












BAB II
ISI

II.1 Defenisi Disimilasi
Disimilasi atau katabolisme adalah proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organic atau dalam hal ini yaitu proses pembentukan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi.
II.2 Respirasi Aerob Pada Bakteri
Respirasi secara aerob, terjadi didalam sitoplasma dan berlangsung melalui empat tahap, yaitu:
1.      Glikolisis
Metabolisme glukosa dibagi dalam dua bagian yaitu anaerob dan aeorb, anaerob yang tidak menggunakan oksigen dan aerob yang menggunakan oksigen. Reaksi anaerob terdiri atas serangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam laktat sedangkan pada aerob menjadi asam piruvat yang berlangsung di dalam sitosol sel. Proses ini disebut glikolisis atau EMBDEN MEYER HOFF PATHWAY.
Secara rinci, tahap-tahap dalam lintasan glikolisis adalah sebagai berikut:
1)      Heksokinase
Pengubahan glukosa menjadi glukosa-6-fosfat dengan reaksi fosforilasi dengan katalis enzim heksokinase atau glukokinase dan dibantu oleh ion Mg2+ sebagai kofaktor pada sel parenkim hati dan sel Pulau Langerhans pankreas.  ATP sebagai donor fosfat dan bereaksi sebagai kompleks Mg-ATP. Satu fosfat berenergi tinggi digunakan, sehingga hasilnya adalah ADP. (-1P)
                                   
Glukosa + ATP  Mg2+               glukosa 6-fosfat + ADP

2)      Fosfoheksoisomerase
Tahap kedua adalah reaksi isomerisasi yaitu pengubahan glukosa-6-fosfat dengan bantuan enzim fosfoglukoisomerase dan tidak memerlukan kofaktor. Enzim ini hanya bekerja pada anomer µ-glukosa-6-fosfat.

µ-D-glukosa 6-fosfat « µ-D-fruktosa 6-fosfat

3)      Fosfofruktokinase
Fruktosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim fosfofruktokinase dibantu oleh ion Mg2+ sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini gugus fosfat dipindahkan dari ATP ke fruktosa-6-fosfat dan ATP berubah menjadi ADP. Fosfofruktokinase dihambat atau dirangsang oleh beberapa metabolit yaitu senyawa dalam reaksi ini. Sebagai contoh, ATP yang berlebihan dapat dihambat oleh asam sitrat sedangkan adanya ADP, AMP dan fruktosa-6-fosfat dapat menjadi elektron positif yang merangsang enzim fosfofruktokinase. 

µ-D-fruktosa 6-fosfat + ATP « D-fruktosa 1,6-difosfat
4)      Aldolase
Penguraian fruktosa-1,6-difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat yaitu dihidroksi aseton fosfat dan D-gliseraldehida-3-fosfat dengan bantuan enzim aldolase sebagai katalis.

D-fruktosa 1,6-bifosfat« D-gliseraldehid 3-fosfat + dihidroksiaseton fosfat

5)      Triosafosfat Isomerase
Gliseraldehid 3-fosfat dapat berubah menjadi dihidroksi aseton fosfat dan sebaliknya (reaksi interkonversi) dengan bantuan enzim triosafosfat isomerase.

D-gliseraldehid 3-fosfat « dihidroksiaseton fosfat.

6)      Gliseraldehida-3-fosfat Dehidrogenase
Reaksi oksidasi gliseraldehida-3-fosfat menjadi asam 1,3-difosfogliserat dengan bantuan enzim gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase. Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD+, sedangkan gugus fosfat diperoleh dari asam fosfat.  Dihidroksi aseton fosfat bisa diubah menjadi gliseraldehid 3-fosfat maka juga dioksidasi menjadi 1,3-bifosfogliserat.

D-gliseraldehid 3-fosfat + NAD+ + Pi« 1,3-bifosfogliserat + NADH + H+

Enzim gliseraldehida-3-difosfat dehidrogenase adalah suatu tetramer yang terdiri atas empat subunit yang masing-masing mengikat satu molekul NAD+. Atom-atom hidrogen yang dikeluarkan dari proses oksidasi ini dipindahkan ke NAD+ yang terikat pada enzim. Pada rantai respirasi mitokondria akan dihasilkan tiga fosfat berenergi tinggi. (+3P)
Karena fruktosa 1,6-bifosfat memiliki 6 atom C dipecah menjadi Gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksi aseton fosfat yang masing-masing memiliki 3 atom C, sehingga  terbentuk 2 molekul gula yang masing-masing beratom C tiga (triosa). Jika molekul dihidroksiaseton fosfat juga berubah menjadi 1,3-bifosfogliserat, maka dari 1 molekul glukosa pada bagian awal, sampai dengan tahap ini akan menghasilkan 2 x 3P = 6P. (+6P)
7)      Fosfogliseril kinase
Tahap ketujuh, reaksi pengubahan asam 1,3-difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat dengan bantuan enzim fosfogliseril kinase sebagai katalisnya.  Senyawa sisa yang dihasilkan adalah 3-fosfogliserat.

1,3-bifosfogliserat + ADP « 3-fosfogliserat + ATP

Dalam reaksi ini terbentuk satu molekul ATP dan ADP dan ion Mg++ sebagai kofaktor. ADP adalah senyawa fosfat berenergi tinggi maka reaksi ini mempunyai fungsi untuk menyimpan energi yang dihasilkan oleh proses glikolisis dalam bentuk ATP. Karena ada dua molekul 1,3-bifosfogliserat, maka energi yang dihasilkan adalah 2 x 1P = 2P. (+2P)

8)      Fosfogliseril  Mutase
Fosfogliseril mutase bekerja sebagai katalis pada reaksi pengubahan asam 3-fosfogliserat menjadi asam 2-fosfogliserat.

3-fosfogliserat « 2-fosfogliserat

Enzim ini berfungsi memindahkan gugus fosfat dari satu atom C ke atom C lain dalam satu molekul.
9)      Enolase
Reaksi pembentukan asam fosfoenol-piruvat dari asam 2-fosfogliserat dengan katalis enzim enolase dan ion Mg++ sebagai kofaktor. Reaksi pembentukan asam fosfoenol piruvat ini ialah reaksi dehidrasi. Adanya ion F- dapat menghambat kerja enzim enolase sebab ion F- dengan ion Mg++ dan fosfat dapat membentuk kompleks magnesium fluoro fosfat yang menyebabkan berkurangnya jumlah ion Mg++ dalam campuran reaksi, akibatnya efektivitas reaksi berkurang.

2-fosfogliserat « fosfoenol piruvat + H2O

10)   Piruvat kinase
Merupakan katalis pada reaksi pemindahan gugus fosfat dari asam fosfoenol piruvat ke ADP sehingga terbentuk molekul ATP dan molekul asam piruvat. Reaksi ini memerlukan Mg++ dan K+ sebagai aktivator.

Fosfoenol piruvat + ADP à piruvat + ATP
Karena ada 2 molekul PEP maka terbentuk 2 molekul enol piruvat sehingga total hasil energi pada tahap ini adalah 2 x 1P = 2P. (+2P)
11)  Laktat Dehidrogenase
Enzim laktat dehidrogenase digunakan pada tahap akhir glikolisis yaitu pembenttukan asam laktat dengan cara reduksi asam piruvat. Dalam reaksi ini digunakan NADH sebagai koenzim. Jika tak tersedia oksigen (anaerob), tak terjadi reoksidasi NADH melalui pemindahan unsur ekuivalen pereduksi.
Piruvat + NADH + H+ à L(+)-Laktat + NAD+
Dalam keadaan aerob, piruvat masuk mitokondria, lalu dikonversi menjadi asetil-KoA, selanjutnya dioksidasi dalam siklus asam sitrat menjadi CO2.
Dengan demikian, pada akhir glikolisis akan dihasilkan 2 molekul asam piruvat yang berkarbon 3, 2 ATP dan 2 NADH dari setiap perubahan 1 molekul glukosa.
Kesimpulan:
Pada glikolisis aerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
-   hasil tingkat substrat                                                           :+ 4P
-   hasil oksidasi respirasi                                                       :+ 6P
-   jumlah                                                                                :+10P
-   dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P             : - 2P
                                                                                          + 8P
Pada glikolisis anaerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
-   hasil tingkat substrat                                                          :+ 4P
-   hasil oksidasi respirasi                                                         :+ 0P
-   jumlah                                                                                 :+ 4P
-   dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P              : - 2P
                                                                                     + 2P
2.    Oksidasi piruvat
Lintasan oksidasi piruvat (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)
Dalam mitokondria sel, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi Asetil-KoA. Selain sebagai penghubung antara glikolisis dengan siklus Kreb’s, jalur ini juga merupakan konversi glukosa menjadi asam lemak dan lemak. sebaliknya dari senyawa non karbohidrat menjadi karbohidrat. Rangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat adalah sebagai berikut:
1.        Dengan adanya TDP (thiamine diphosphate), piruvat didekarboksilasi menjadi hidroksietil TDP terikat oleh komponen kompleks enzim piruvat dehidrogenase. Produk sisa yang dihasilkan adalah CO2.
2.        Hidroksietil TDP bertemu dengan lipoamid teroksidasi, suatu kelompok prostetik dihidroksilipoil transasetilase untuk membentuk asetil lipoamid, selanjutnya TDP lepas.
3.        Selanjutnya dengan adanya KoA-SH, asetil lipoamid akan diubah menjadi asetil KoA, dengan hasil sampingan berupa lipoamid tereduksi.
4.        Siklus ini selesai jika lipoamid tereduksi direoksidasi oleh flavoprotein yang mengandung FAD, dengan adanya dihidrolipoil dehidrogenase. Flavoprotein tereduksi dioksidasi oleh NAD+, sehingga memindahkan ekuivalen pereduksi kepada rantai respirasi.
Piruvat + NAD+ + KoA à Asetil KoA + NADH + H+ + CO2

Gambar. Dekarboksilasi oksidatif asam piruvat menghasilkan CO2, 2 asetil- KoA, dan 2 molekul NADH.
Sumber : http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/11/metabolisme-karbohidrat-pengertian-proses.html#ixzz2nAiwmGcW
3.    Siklus asam sitrat
Disebut juga sebagai siklus Kreb’s atau siklus asam trikarboksilat dan berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur akhir bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi katabolisme asetil KoA yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
Selama proses oksidasi asetil KoA, terbentuk ekuivalen pereduksi berbentuk hidrogen atau elektron. Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi (proses fosforilasi oksidatif) menghasilkan ATP. Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia) atau kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut.
Kondisi aerob dalam organisme berlangsung pada dua tahapan berikutnya, yaitu siklus krebs dan transpor elektron. Pada organisme eukariotik, proses ini berlangsung pada matriks dalam mitokondira sedangkan pada prokariotik, berlangsung dalam sitoplasma.
    
Reaksi-reaksi pada siklus asam sitrat diuraikan sebagai berikut:
1.      Kondensasi asetil KoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat, dikatalisir sitrat sintase.

Asetil KoA + Oksaloasetat + H2O à Sitrat + KoA

2.      Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase (akonitat hidratase) yang mengandung besi Fe2+. Konversi berlangsung dalam 2 tahap, yaitu: dehidrasi menjadi sis-akonitat dan rehidrasi menjadi isositrat.



3.      Isositrat mengalami dehidrogenasi menjadi oksalosuksinat dibantu enzim isositrat dehidrogenase, yang bergantung NAD+.

Isositrat + NAD+ « Oksalosuksinat « µ–ketoglutarat + CO2 + NADH + H+ (terikat enzim)

Kemudian terjadi dekarboksilasi menjadi µ–ketoglutarat yang juga dikatalisir oleh enzim isositrat dehidrogenase. Mn2+ atau Mg2+ berperan penting dalam reaksi dekarboksilasi.
4.      µ–ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi suksinil KoA dengan bantuan kompleks µ–ketoglutarat dehidrogenase, dengan kofaktor misalnya TDP, lipoat, NAD+, FAD serta KoA.

µ–ketoglutarat + NAD+ + KoA à Suksinil KoA + CO2 + NADH + H+

5.      Suksinil KoA berubah menjadi suksinat dengan bantuan suksinat tiokinase (suksinil KoA sintetase).

Suksinil KoA + Pi + ADP « Suksinat + ATP + KoA
6.      Suksinat mengalami dehidrogenasi menjadi fumarat dengan peran suksinat dehidrogenase yang mengandung FAD.

Suksinat + FAD « Fumarat + FADH2

7.      Fumarat mendapatkan penambahan air menjadi malat dengan bantuan enzim fumarase (fumarat hidratase)

Fumarat + H2O « L-malat

8.      Malat mengalami hidrogensi menjadi oksaloasetat dengan katalisator malat dehidrogenase, suatu reaksi yang memerlukan NAD+.

L-Malat + NAD+ « oksaloasetat + NADH + H+

Energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat
Pada proses oksidasi asetil KoA, dihasilkan 3 molekul NADH dan 1 FADH2. Sejumlah ekuivalen pereduksi dipindahkan ke rantai respirasi dalam membran interna mitokondria. Ekuivalen pereduksi NADH menghasilkan 3 ikatan fosfat berenergi tinggi (esterifikasi ADP menjadi ATP). FADH2 menghasilkan 2 ikatan fosfat berenergi tinggi. Fosfat berenergi tinggi juga dihasilkan pada tingkat siklus (tingkat substrat) saat suksinil KoA diubah menjadi suksinat.
Dengan demikian rincian energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat adalah:
1. Tiga molekul NADH, menghasilkan                       : 3 X 3P                       =  9P
2. Satu molekul FADH2, menghasilkan                      : 1 x 2P                        =  2P
3. Pada tingkat substrat                                                                                  =  1P
Jumlah                                                                                                             = 12P

Satu siklus Kreb’s akan menghasilkan energi 3P + 3P + 1P + 2P + 3P          = 12P.
Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Kreb’s, akan dapat kita hitung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan menghasilkan energi dengan rincian sebagai berikut:
1.         Glikolisis                                      :  8P
2.         Oksidasi piruvat (2 x 3P)             :  6P
3.         Siklus Kreb’s (2 x 12P)                           : 24P
Jumlah                                                             : 38P
4. Transpor Elektron
Tahap akhir dari respirasi aerob adalah sistem transpor elektron sering disebut juga sistem (enzim) sitokrom oksidase atau sistem rantai pernapasan yang berlangsung pada krista dalam mitokondria. Pada tahap ini melibatkan donor elektron, akseptor elektron, dan reaksi reduksi dan oksidasi (redoks). Donor elektron adalah senyawa yang dihasilkan selama tahap glikolisis maupun siklus Krebs dan berpotensi untuk melepaskan elektron, yaitu NADH2 dan FADH2
Akseptor elektron adalah senyawa yang berperan sebagai penerima elektron yang dilepaskan oleh donor elektron, yaitu enzim sitokrom dan Oksigen.
Sebanyak 10 molekul NADH2 dan 2 molekul FADH2 dihasilkan selama tahap glikolisis dan siklus Krebs. Seluruhnya akan memasuki reaksi redoks pada sistem transpor elektron. Setiap pelepasan elektron akan menghasilkan energi berupa ATP, 1 molekul NADH2 akan menghasilkan 3 molekul ATP, dan 1 molekul FADH2 akan menghasilkan 2 molekul ATP. 
Mula-mula molekul NADH2 memasuki reaksi dan dihidrolisis oleh enzim dehidrogenase diikuti molekul FADH2 yang dihidrolisis oleh enzim flavoprotein, keduanya melepaskan ion Hidrogen diikuti elektron, peristiwa ini disebut reaksi oksidasi
Selanjutnya elektron ini akan ditangkap oleh Fe+++ sebagai akseptor elektron dan dikatalis oleh enzim sitokrom b, c, dan a. Peristiwa ini disebut reaksi reduksi. Reaksi reduksi dan oksidasi ini berjalan terus sampai elektron ini ditangkap oleh Oksigen (O2) sehingga berikatan dengan ion Hidrogen (H+) menghasilkan H2O (air). Hasil akhir dari sistem transpor elektron ini adalah 34 molekul ATP, 6 molekul H2O (air). 
Secara keseluruhan reaksi respirasi sel aerob menghasilkan 38 molekul ATP, 6 molekul H2O, dan 2 molekul CO2.
Rantai transpor elektron adalah tahapan terakhir dari reaksi respirasi aerob. Transpor elektron sering disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem oksidasi terminal. Transpor elektron berlangsung pada krista (membran dalam) dalam mitokondria. Molekul yang berperan penting dalam reaksi ini adalah NADH dan FADH2, yang dihasilkan pada reaksi glikolisis,dekarboksilasi oksidatif, dan siklus Krebs. Selain itu, molekul lain yang juga berperan adalah molekul oksigen, koenzim Q (Ubiquinone), sitokrom b, sitokrom c, dan sitokrom a.
          Pertama-tama, NADH dan FADH2 mengalami oksidasi, dan elektron berenergi tinggi yang berasal dari reaksi oksidasi ini ditransfer ke koenzim Q. Energi yang dihasilkan ketika NADH dan FADH2 melepaskan elektronnya cukup besar untuk menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP. Kemudian koenzim Q dioksidasi oleh sitokrom b. Selain melepaskan elektron, koenzim Q juga melepaskan 2 ion H+. Setelah itu sitokrom b dioksidasi oleh sitokrom c. Energi yang dihasilkan dari proses oksidasi sitokrom b oleh sitokrom c juga menghasilkan cukup energi untuk menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP. Kemudian sitokrom c mereduksi sitokrom a, dan ini merupakan akhir dari rantai transpor elektron. Sitokrom a ini kemudian akan dioksidasi oleh sebuah atom oksigen, yang merupakan zat yang paling elektronegatif dalam rantai tersebut, dan merupakan akseptor terakhir elektron. Setelah menerima elektron dari sitokrom a, oksigen ini kemudian bergabung dengan ion H+ yang dihasilkan dari oksidasi koenzim Q oleh sitokrom b membentuk air (H2O). Oksidasi yang terakhir ini lagi-lagi menghasilkan energi yang cukup besar untuk dapat menyatukan ADP dan gugus fosfat organik menjadi ATP. Jadi, secara keseluruhan ada tiga tempat pada transpor elektron yang menghasilkan ATP.
          Sejak reaksi glikolisis sampai siklus Krebs, telah dihasilkan NADH dan FADH2sebanyak 10 dan 2 molekul. Dalam transpor elektron ini, kesepuluh molekul NADH dan kedua molekul FADH2 tersebut mengalami oksidasi sesuai reaksi berikut.
Setiap oksidasi NADH menghasilkan kira-kira 3 ATP, dan kira-kira 2 ATP untuk setiap oksidasi FADH2. Jadi, dalam transpor elektron dihasilkan kira-kira 34 ATP. Ditambah dari hasil glikolisis dan siklus Krebs, maka secara keseluruhan reaksi respirasi seluler menghasilkan total 38 ATP dari satu molekul glukosa. Akan tetapi, karena dibutuhkan 2 ATP untuk melakukan transpor aktif, maka hasil bersih dari setiap respirasi seluler adalah 36 ATP.
Gambar. Siklus transport elektron









BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
            Berdasarkan pembahasan yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa :
a.        Metabolisme merupakan seluruh peristiwa reaksi-reaksi kimia yang berlangsung dalam sel makhluk hidup.
b.      Disimilasi atau katabolisme adalah pemecahan zat komplek menjadi zat yang lebih sederhana disertai dengan pelepasan energi.
c.       Tahap disimilasi secara normal pada mikroorganisme secara aerob yaitu meliputi proses glikolisis-dekarbosilasi oksidatif-siklus krebs- transfor elektron.
III.2 Saran
            Sebaiknya pada tugas selanjutnya, lebih diperjelas lagi tentang batasan teori yang harus ada dalam tulisan. Agar hasil makalah yang dituliskan dapat menjadi sumber referensi yang maksudnya jelas.







DAFTAR PUSTAKA

Ameilia Siregar. 2010. Metabolisme Sel, Enzim dan Peranannya. (Online). http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/biologi-pertanian/metabolisme sel/enzim-dan-peranannya/. Diakses pada tanggal 22 April pukul 17.00 WIB.

Anna poedjiadi.1994. Dasar-dasar biokimia. UIPRESS. Jakarta.
Berlian Idriansyah Idris, Yoga Yuniadi. 2011. Gap Junctions pada Ischemia-Related Ventrikel Aritmia. Jurnal Kardiologi Indonesia.

F.Ross lynne and p.shaffer gary.1989. Fermentation of carbohydrate under aerobic and anaerobic condition by intestinal microflora from infants. journal  of clinical microbiologi.

Kimbal, J. (n.d.). 1997. Biologi Edisi kelima. Erlangga.  Jakarta.
Lud Waluyo. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang.
Michael J. Pelczar, Jr dan E.C.S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta.